Menjelang tahun ajaran baru, ada sebuah kesibukan yang wajib dilewati pelajar se-Indonesia. Ketika lulusan SMA sibuk masuk kuliah, para lulusan SMP juga ga kalah sibuk untuk masuk SMA. Walaupun ga begitu banyak pertanyaan dilematis seperti yang dihadapi para lulusan SMA pas masuk kuliah, level lulusan SMP tentunya udah ga bisa disamain dengan lulusan SD dong. Udah ada aja lulusan SMP yang cukup mandiri melakukan proses pendaftaran SMA sendiri dengan sedikit bantuan/arahan orang tua.
Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dalam beberapa tahun terakhir dilaksanakan secara online. Tiap provinsi sudah mempersiapkan sebuah sistem atau situs resmi yang dirancang untuk melakukan otomasi seleksi penerimaan siswa baru, mulai dari proses pendaftaran, proses seleksi hingga pengumuman hasil seleksi, yang dilakukan secara online dan real-time (proses dan hasil seleksi bisa diketahui saat itu juga).
Berikut beberapa situs resmi PPDB SMA beberapa provinsi di Indonesia:
- https://jakarta.siap-ppdb.com/#!/0300
- http://ppdb.jabarprov.go.id/sma/
- https://jateng.siap-ppdb.com/#!/0300
- https://diy.siap-ppdb.com/#!/0300
- https://ppdbjatim.net/
- https://bali.siap-ppdb.com/#!/0300
- https://jambi.siap-ppdb.com/#!/0300
- https://kaltim.siap-ppdb.com/#!/0300
Selama beberapa tahun terakhir, provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan PPDB online di tingkat provinsi. Hal ini berbeda dengan provinsi lain, baru pada penerimaan calon peserta didik baru tahun ajaran 2017-2018 ini, PPDB SMA dilaksanakan terpusat dari level provinsi. Sebelumnya, PPDB online SMA masih dilaksanakan di tiap kota/kabupaten. Jadi jangan heran kalo kalian menemukan situs PPDB kota. Situs tingkat kota/kabupaten ini udah ga dipake lagi ya untuk proses pendaftaran PPDB SMA. Walaupun begitu, situs PPDB kota/kabupaten masih berguna untuk melihat arsip data pendaftaran di tahun lalu.
Sebenarnya semua informasi terkait proses pendafatran dan seleksi PPDB SMA sudah sangat lengkap tersaji di setiap website resmi. Tapi pada kesempatan kali ini, gue ingin membahas beberapa poin penting yang perlu kalian perhatikan ketika hendak mendaftar SMA, khususnya untuk memaksimalkan peluang lolos di SMA yang menjadi incaran.
Perlu diperhatikan bahwa tiap provinsi memiliki kebijakan tersendiri tentang jadwal serta bagaimana pendaftaran dan seleksi PPDB SMA dilakukan. Jujur, cukup mustahil bagi gue untuk merangkum sistem seleksi tiap provinsi dalam satu artikel ini. Oleh karena itu, gue akan fokus membahas detil dan contoh untuk konteks PPDB online SMA di provinsi DKI Jakarta. Walaupun begitu, pembahasan gue di bawah bisa menjadi ilustrasi proses berpikir dalam mendaftar SMA di provinsi lain selain Jakarta.
1. Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru
Sebelum mendaftar, tentunya perlu tau dulu dong tahapan pendaftaran yang ada. Untuk kebanyakan provinsi di Indonesia, PPDB SMA berdasarkan nilai UN hanya terdiri dari 1 tahapan, yaitu jalur Reguler/Umum. Pada jalur Reguler ini, lulusan SMP bisa memilih SMA yang berada di satu kota/kabupaten dengan domisili tinggal.
Namun berbeda untuk provinsi DKI Jakarta, PPDB SMA ibu kota terdiri dari 2 tahap/gelombang, yaitu:
PPDB Tahap Pertama - Jalur Umum
Pada tahap pertama, lulusan SMP bebas dan bisa memilih/mendaftar ke tiga (3) SMA Negeri se-Jakarta dan tidak melihat domisili tempat tinggal. Sebagai ilustrasi: Fanny adalah seorang lulusan SMP yang berdomisili di Jakarta Utara. Pada PPDB SMA Jakarata Tahap I (Umum), Fanny tidak hanya bisa mendaftar ke SMA yang terletak di Jakarta Utara saja, tapi ia juga bisa mendaftar ke SMA yang terletak di Jakarta Pusat, Selatan, Barat, ataupun Jakarta Timur.
Karena bebas memilih SMA mana pun yang ada di suatu provinsi, PPDB Tahap Pertama ini biasanya terkenal menjadi ajang para siswa SMP mendaftar ke SMA unggulan/favorit di provinsi tersebut. Makanya ga heran, persaingan di Tahap Pertama ini ketat banget.
PPDB Tahap Kedua - Jalur Lokal
Pada tahap kedua, lulusan SMP hanya bisa memilih/mendaftar ke tiga (3) SMA yang berlokasi di domisili ia tinggal. Kita pake lagi contoh Fanny sebelumnya ya. Karena ia beralamat di Jakarta Utara, berarti pada PPDB Tahap Kedua ini, ia hanya bisa mendaftar ke tiga SMA di daerah Jakarta Utara saja.
Dengan demikian, tingkat persaingan di Tahap Kedua ini tidak seketat tahap pertama. Para pendaftar yang gagal keterima di SMA favorit pada Tahap Pertama masih berpeluang untuk keterima di SMA favorit itu, asalkan masih satu berada di kawasan yang sama dengan domisili ia tinggal. Saingannya bukan dengan siswa2 dari satu provinsi lagi, tapi “hanya” dengan siswa2 dari satu kota aja.
PPDB Tahap Ketiga
Nah, tahap ini bisa dibilang cuma bonus doang. Tahap ini dibuka jika masih tersisa kursi di suatu SMA, entah itu karena ada pendaftar yang keterima tapi mengundurkan diri atau alasan lainnya. Kuota yang tersisa jauuh lebih sedikit dari Tahap I dan II. Ada yang paling banyak membuka 10 kursi, paling sedikit 1 kursi saja. Jumlah kursi yang tersisa tentu ga bisa diprediksi dari awal karena bergantung banget sama proses pendaftaran di Tahap I dan 2. Ga semua SMA juga yang membuka pendaftaran di Tahap 3. Oleh karena itu, kurang realistis untuk mengharapkan Tahap Ketiga. Lebih baik, anggap saja tidak ada.
2. Jurusan SMA yang akan diambil
Penerapan Kurikulum 2013 di SMP dan SMA sudah mencapai 90%, bahkan ada yang mengklaim sudah hampir 100%. Dengan kata lain, hampir seluruh SMA di kota besar di Indonesia sudah menggunakan Kurikulum 2013.
Untuk SMA yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, penjurusan sudah dimulai dari kelas 10 SMA, bahkan saat pendaftaran. Jadi, para lulusan SMP nantinya tidak hanya menentukan pilihan SMA saja, tetapi juga sudah menentukan jurusan yang akan diambil selama belajar di bangku SMA.
Oleh karena itu, lo udah harus memantapkan pilihan jurusan yang akan lo ambil. Usahakan untuk pilih jurusan bukan karena ikut-ikutan, bukan karena termakan mitos, atau hanya karena gengsi belaka.
Dua jurusan SMA yang paling umum adalah MIPA dan IPS. Untuk membantu lo memutuskan jurusan mana yang bakal lo ambil, coba deh baca artikel berikut yang membahasa mitos-mitos seputar jurusan di SMA:
Selain 2 jurusan tersebut, ada juga jurusan Bahasa. Ga banyak SMA yang menawarkan jurusan Bahasa. Ini bisa jadi bahan pertimbangan lo untuk memilih SMA nantinya.
3. SMA mana saja yang menjadi target pilihan
Setiap provinsi memiliki kebijakannya masing-masing mengenai jumlah SMA yang bisa dipilih. Ada provinsi yang memungkinkan para lulusan SMP memilih hingga 3 SMA dan ada pula yang 2 SMA dengan syarat tertentu. Untuk itu, lo perlu cari tau informasi ini.
Lalu, mulailah menentukan SMA mana saja yang menjadi target. Situs resmi PPDB tiap provinsi biasanya menyediakan daftar SMA yang ada di suatu provinsi dan sudah terbagi berdasarkan kota/kabupaten maupun zona pemilihan.
Untuk provinsi DKI Jakarta, setiap tahap memungkinkan pendaftar memilih 3 SMA. Karena ada dua tahap utama pendaftaran, berarti seorang pendaftar SMA Jakarta bisa memilih hingga MAKSIMAL 6 SMA yang ada di Jakarta.
Wajar banget kalo ada satu SMA yang sudah menjadi impian sejak lama. Tapi alangkah baiknya mempersiapkan pilihan lain untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Dengan mempersiapkan pilihan lain secara matang, kamu juga bisa lebih cepat mengambil keputusan selama proses PPDB berlangsung. 6 pilihan ini maksimal lho ya. Bisa saja seorang pendaftar memilih SMA yang sama pada kedua tahap. Misalnya, seorang pendaftar memilih SMAN 8 Jakarta pada Tahap Pertama, lalu ga keterima. Karena ia berdomisili di Jakarta Selatan sama dengan SMAN 8 Jakarta, dia masih bisa memilih SMAN 8 Jakarta pada Tahap Kedua.
Tentukan deh tuh tiga SMA yang akan dipilih pada Tahap Pertama dan tiga SMA yang akan dipilih pada Tahap Kedua. Untuk SMA yang menjadi pilihan di Tahap Pertama, biasanya yang udah jadi inceran sejak lama. Entah itu SMA favorit, atau karena sudah janjian dengan sahabat, atau karena SMA itu ada jurusan Bahasa, atau sudah pesanan dari orang tua. Untuk pilihan SMA di Tahap Kedua, pilih tiga SMA yang berlokasi sama dengan domisili tempat tinggal.
Proaktif untuk mencari informasi SMA yang ada. Aktif bertanya ke guru BP atau kakak kelas tentang suasana belajar, prestasi, hingga lingkungan SMA yang menjadi target.
4. Strategi memaksimalkan peluang lulus di SMA tujuan
Setelah menetapkan daftar pilihan SMA, saatnya menyusun strategi untuk memaksimalkan peluang keterima di SMA yang dituju. Gimana cara menyusun strateginya?
Setiap provinsi punya kebijakan atau dapurnya tersendiri untuk menentukan poin apa saja yang dipakai untuk menyeleksi calon peserta didik baru. Untungnya nih, sistem PPDB online itu sangat transparan. Setiap provinsi benar-benar membuka rumus yang digunakan sebagai dasar seleksi siswa di PPDB. Dan semua informasi itu tertera di situs resmi PPDB tiap provinsi, yaitu biasanya di halaman Aturan.
Diambil dari informasi yang tertera di halaman Aturan PPDB DKI Jakarta di sini, berikut sistem seleksi PPDB DKI Jakarta:
SMA-SMA se-provinsi DKI Jakarta akan menggunakan 4 poin di atas dalam menyeleksi calon peserta didik baru dengan urutan seperti di atas. Provinsi lain beda lagi lho aturannya. Ada yang melihat prestasi non-akademik. Ada yang melihat waktu pendaftaran. Ada yang memprioritaskan anak guru. Wah macem-macem deh.
Pada artikel ini, gue akan fokus bahas lebih detil tentang sistem seleksi PPDB SMA di provinsi DKI Jakarta.
1. Nilai rata-rata UN
Ya tentu aja, hal yang paling pertama dilihat dalam menyaring para pendaftar adalah nilai rata-rata UN.
Tips #1: Perhatikan passing grade
Untuk mengetahui apakah nilai rata-rata UN lo cukup apa enggak untuk keterima di suatu SMA, lo bisa lihat passing grade. Passing grade di sini adalah nilai UN terendah dari siswa yang keterima di SMA itu tahun lalu. Situs resmi PPDN online tiap provinsi membuka informasi tersebut secara resmi. Jadi bukan prediksi-prediksi lagi. Data yang ditampilkan merupakan data real dari tahun lalu.
Coba deh buka halaman Arsip Tahun Lalu di situs resmi PPDB. Di halaman Arsip Tahun Lalu ini, lo bisa menemukan nilai UN terendah yang keterima pada tiap jurusan, tiap SMA, dan tiap tahap pendaftaran PPDB provinsi tersebut.
Catatan: Untuk provinsi lain, PPDB online tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan pada tingkat kota/kabupaten. Baru pada tahun ini (penerimaan siswa baru tahun ajaran 2017-2018) PPDB dipusatkan se-provinsi. Oleh karena itu, informasi passing grade bisa dilihat di Arsip situs PPDB kota/kabupaten, bukan situs PPDB provinsi.
Nah, setelah lo mengetahui nilai UN terendah yang keterima di suatu SMA, lo bisa bandingkan dengan nilai UN lo sendiri. Apakah di atas, cukup, atau jauh di bawah itu?
Perlu diperhatikan bahwa passing grade ini bukan nilai pasti ya. Passing grade di sini cuma menggambarkan persaingan penerimaan di suatu SMA pada tahun lalu. Passing grade atau nilai UN terendah yang akan diterima di suatu SMA bisa aja berubah karena daya tampung, jumlah pendaftar, dan persaingan tiap tahunnya tentu berbeda-beda.
Berikut beberapa skenario yang mungkin banget terjadi.
Skenario A: passing grade naik dari tahun lalu. Jurusan MIPA di suatu SMA punya daya tampung 60 kursi. Sekolah akan mengurutkan nilai UN yang masuk dan mengambil 60 pendaftar teratas. Ternyata yang mendaftar tahun ini nilai UN-nya bagus-bagus. Nilai UN terendah di urutan 60 adalah 91,5. Bahkan siswa dengan nilai UN 90,5 yang sama dengan nilai UN terendah tahun lalu pun ga bisa masuk top 60.
Skenario B: passing grade turun dari tahun lalu. Jurusan MIPA di suatu SMA punya daya tampung 60 kursi. Sekolah akan mengurutkan nilai UN yang masuk dan mengambil 60 pendatar teratas. Ternyata yang mendaftar tahun ini punya nilai UN-nya tidak setinggi tahun kemarin. Nilai UN terendah di urutan 60 adalah 90. Siswa yang punya nilai UN di bawah batas terendah tahun lalu pun ternyata bisa keterima di SMA ini.
Tips #2: Perhatikan nilai rata-rata UN SMP se-prvinsi tahun ini
Sebenarnya, ada indikator lain yang juga bisa lo perhatikan, yaitu nilai rata-rata UN se-provinsi tahun ini. Lo bisa cari berita di internet atau tanya pihak sekolah (SMP), apakah nilai rata-rata UN SMP tahun ini naik atau turun dibandingkan dengan tahun lalu? Nilai rata-rata UN SMP se-provinsi sedikit banyak akan mempengaruhi passing grade PPDB SMA. Walaupun ini bukan indikator yang pasti, setidaknya indikator ini bisa membantu lo untuk menentukan target SMA yang realistis untuk dipilih.
Tips #3 untuk yang belum lulus SMP
Jika kamu adalah siswa kelas 9 SMP yang membaca artikel ini sebelum UN SMP, kamu bisa mempersiapkan diri jauh lebih awal dan lebih baik lagi. Pasanglah target untuk mendapatkan nilai UN minimal sama dengan rata-rata nilai UN yang keterima di SMA impian kamu. Ingat ya, pasang targetnya bukan berpatokan pada passing grade. Bisa dilihat dari ilustrasi di atas, nilai UN terendah itu bisa berubah tiap tahunnya. Jadi kurang aman. Kalo lo bisa meraih nilai UN minimal sama dengan nilai rata-rata UN yang keterima di SMA impian, besar sekali kemungkinan lo lolos di SMA tersebut.
2. Urutan Pilihan Sekolah
Ternyata SMA melihat urutan pilihan sekolah saat pendaftaran. Maksudnya, jika ada beberapa anak yang memiliki nilai rata-rata UN yang sama, SMA akan memprioritaskan memilih pendaftar yang menempatkan SMA tersebut di Pilihan 1.
Oleh karena itu, kalo lo mengincar satu SMA dan lo pede kalo nilai rata-rata UN lo di atas passing grade SMA itu, pasanglah SMA tersebut di pilihan pertama. Hal ini akan semakin memaksimalkan peluang lo lolos di SMA tersebut.
3. Perbandingan Nilai UN setiap mata pelajaran
Ternyata SMA juga melihat nilai UN setiap mata pelajaran. Maksudnya, jika ada beberapa anak dengan nilai rata-rata UN yang sama dan mereka sama-sama menempatkan SMA X pada pilihan pertama, pihak SMA X akan membandingkan nilai UN tiap mata pelajaran mereka, dengan urutan langkah:
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Bahasa Inggris
- Ilmu Pengetahuan Alam
Fakta ini bisa dimanfaatkan sekali untuk anak kelas 9 SMP yang belum UN. Dengan mengetahui poin ini, lo bisa pasang target supaya nilai UN Bahasa Indonesia kamu nanti harus bagus banget untuk memaksimalkan peluang kamu keterima si SMA impian.
4. Umur peserta calon didik baru
Nah, ternyata SMA juga melihat umur para pendaftar. Jika ada dilema dalam pemilihan, pihak SMA akan memprioritaskan memilih pendaftar yang umurnya lebih tua. Kalo bagian ini, there’s nothing you can do about it lah ya
5. Stand-by saat masa PPDB berlangsung
Seperti yang gue sebutin di awal artikel, proses PPDB ini berjalan secara real-time. Kamu bisa melihat secara langsung bagaimana posisi kamu dibandingkan pendaftar yang lain. Apakah posisi kamu masih aman atau tidak. Jika posisi kamu sudah mendekati batas daya tampung, harus rela siap-siap “ketendang” dan ga keterima di jurusan SMA tersebut. Selama masa PPDB masih berlangsung, kamu bisa menukar-nukar pilihan ke SMA lain.
Inilah mengapa gue bilang di atas, penting untuk mempersiapkan beberapa pilihan SMA sedari awal. Waktu seleksi biasanya hanya berlangsung selama 2 hari. Itu adalah waktu yang pendek. Pilihan cadangan akan membuat kamu lebih cepat mengambil keputusan. Jadi tidak ada waktu terbuang untuk galau, meminta persetujuan orang tua, atau nanya-nanya teman/sekolah lagi.
****
Oke deh, itu dulu tips-tips dari gue terkait PPDB online SMA, khususnya untuk provinsi DKI Jakarta. Semoga pembahasan gue di atas bisa berguna untuk para lulusan SMP yang mau mendaftar ke SMA Jakarta. Semoga juga pembahasan gue di atas bisa memberikan ilustrasi tentang apa aja hal yang mesti diperhatikan sebelum mendaftar SMA, khususnya dalam memaksimalkan peluang diterima. Dengan adanya ilustrasi ini, gue berharap buat kalian yang berasal dari provinsi di luar Jakarta untuk bisa proaktif melakukan proses berpikir serupa dengan yang gue lakukan di atas. Pelajari Aturan PPDB di provinsi kamu dan susunlah strategi berdasarkan Aturan yang ada.
Good luck ya buat pendaftaran SMA nya..
No comments:
Post a Comment